Tuesday 10 February 2015

Alcatel bertekad pertahankan eksistensinya di Indonesia

Produsen ponsel pintar Alcatel yang berasal dari Prancis dan kini dimiliki korporasi asal Tiongkok TCL Communication dan beroperasi di bawah bendera TCT Mobile Indonesia, bertekad untuk mempertahankan eksistensi produk-produknya di Indonesia.

Hal itu disampaikan Country Marketing Manager TCT Mobile Indonesia Eko Susanto selepas pengenalan produk terbaru mereka Alcatel Onetouch Flash di Jakarta, Rabu.

"Sekarang kami ingin untuk konsisten terus bertahan di negara-negara Asia Pasifik, termasuk Indonesia.

"Kami tidak ingin lagi ada seperti yang dulu-dulu, masuk, hilang, masuk, hilang. Tugas saya buat memastikan bahwa di negara-negara Asia Pasifik kami bisa tetap bertahan di dalam," katanya.
Alcatel bertekad pertahankan eksistensinya di Indonesia

Untuk itu, lanjut Eko, pihaknya terus berupaya memastikan produk-produk yang mereka luncurkan sesuai dengan karakter pengguna di negara-negara Asia Pasifik, khususnya Indonesia.

"Makanya kami serius memegang produk yang bisa diterima di tengah masyarakat umum negara-negara tersebut, dan bukannya sekadar melemparkan produk dengan banderol murah," katanya.

Merek Alcatel memang memiliki rekam jejak yang unik, setelah pada masa-masa awal generasi ponsel masuk ke Indonesia, produk asal pabrikan Prancis itu sempat menjadi salah satu pemain serius dan termasuk salah satu primadona pada jamannya.

Namun, memasuki pertengahan dekade 2000-an, Alcatel sempat hilang dari peredaran di Indonesia, dan boleh dikatakan terlambat ikut memasuki lapangan saat persaingan ponsel pintar berbasis sistem operasi Android bahkan diikuti nama-nama yang masih sangat asing.

Pun demikian, Eko menegaskan Indonesia masih menjadi salah satu perhatian utama bagi Alcatel, meskipun kenyataannya untuk urusan Alcatel Onetouch Flash, Indonesia harus menunggu giliran peluncuran pada urutan kelima ketimbang empat negara lain di Asia Pasifik yakni secara berurutan Thailand, Vietnam, India dan Malaysia.

Eko berkilah bahwa pihaknya memperhitungkan betul sebelum Flash melakukan penetrasi ke pasar ponsel pintar di Indonesia.

"Sejujurnya, kenapa Indonesia tidak menjadi yang pertama karena kami belum siap. Kami menilai apakah harga segitu sudah cocok, kami coba di Thailand, ternyata oke. Di Vietnam juga, masuk India oke. Kemudian Malaysia yang dekat dengan Indonesia juga oke, makanya kami yakin," ujarnya.

No comments:

Post a Comment